Banjir Jakarta Meluas, 109 RT Terendam dan Ratusan Warga Mengungsi

Author name

7 Juli 2025

Jakarta, 7 Juli 2025 – Banjir jakarta kembali melanda sejumlah wilayah di DKI Jakarta sejak Minggu (6/7/2025) dini hari, dengan luapan air yang kian meluas hingga Senin pagi (7/7/2025). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan, hingga pukul 06.00 WIB, sebanyak 109 Rukun Tetangga (RT) dan tiga ruas jalan di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan masih tergenang banjir. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 40 cm hingga mencapai 3 meter di beberapa titik, dengan wilayah terparah berada di Jakarta Timur.

Wilayah Terdampak dan Penyebab Banjir Jakarta

Banjir yang melanda Jakarta dipicu oleh curah hujan tinggi serta luapan sejumlah sungai, seperti Kali Ciliwung, Kali Sunter, dan Kali Krukut. Di Jakarta Timur, Kelurahan Cawang mencatat ketinggian air hingga 3 meter, sementara Kelurahan Bidara Cina mencapai 2,5 meter. Jakarta Selatan juga terdampak signifikan, dengan 29 RT tergenang, terutama di Kelurahan Rawajati (ketinggian air hingga 2 meter) dan Kelurahan Pejaten Timur (1,5 meter). Selain itu, luapan PHB Sarua turut memperparah genangan di Kelurahan Jati Padang, Jakarta Selatan, dengan ketinggian air mencapai 80 cm akibat tanggul jebol.

banjir jakarta hari ini juli 2025

Tiga ruas jalan yang terendam banjir tersebar di Jakarta Barat dan Jakarta Timur, termasuk Jalan Daan Mogot di depan Samsat Jakarta Barat dengan ketinggian air 40 cm. Genangan ini menyebabkan lalu lintas tersendat di beberapa titik.

Upaya Penanganan dan Evakuasi Banjir Jakarta

Petugas gabungan dari BPBD DKI Jakarta, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan terus bekerja untuk mengatasi banjir Jakarta. Pompa air telah dioperasikan, dan pintu air diatur untuk mempercepat surutnya genangan. Di Kelurahan Jati Padang, petugas PPSU bergerak cepat menangani tanggul jebol untuk mencegah meluasnya banjir.

Baca juga: Tim SAR Gunung Rinjani Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil

Ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat aman, dengan 14 titik pengungsian didirikan di berbagai wilayah. Di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, ratusan warga Kebon Pala mengungsi ke selasar sekolah, sementara di Mushollah Sibili Jatipadang, 23 kepala keluarga (75 jiwa) terpaksa mengungsi. Brimob Polri juga turut membantu dengan mendirikan dapur lapangan di Kampung Melayu untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi.

Respons Pemerintah

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa banjir Jakarta mulai berangsur surut per Senin pagi. “Banjirnya hampir nggak ada,” ujar Pramono usai meninjau aliran irigasi di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Ia menegaskan bahwa petugas lapangan terus berupaya maksimal, meskipun dirinya mengaku belum tidur semalaman untuk memantau penanganan banjir Jakarta. Pramono juga menyebut bahwa banjir kali ini merupakan kombinasi curah hujan tinggi dan kiriman air dari hulu, seperti dari Bogor, Jawa Barat.

Kondisi Terkini

Hingga pukul 10.00 WIB, BPBD DKI Jakarta mencatat genangan mulai surut di beberapa wilayah, dengan jumlah RT yang terendam berkurang menjadi 91 RT. Meski demikian, warga di daerah rawan banjir Jakarta, seperti yang berdekatan dengan Kali Ciliwung, tetap waspada karena potensi hujan deras masih mengintai. Normalisasi sungai menjadi salah satu solusi yang dinantikan warga untuk mencegah banjir berulang.

BPBD DKI Jakarta mengimbau warga untuk tetap waspada dan melaporkan kondisi banjir di wilayah masing-masing melalui saluran resmi. Situasi banjir masih dipantau ketat, dengan harapan genangan dapat surut sepenuhnya dalam waktu dekat.

Per Senin, 7 Juli 2025, Jakarta mengalami banjir jakarta luas akibat hujan deras dan luapan sungai, yang berdampak signifikan pada berbagai wilayah di kota ini. Situasi semakin memburuk sejak laporan awal, dengan jumlah lingkungan yang terdampak meningkat dan ribuan warga terkena dampaknya. Berikut adalah pembaruan komprehensif berdasarkan informasi terbaru dari sumber-sumber kredibel.

Situasi Terkini

  • Wilayah Terdampak: Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga pukul 06:00 WIB pada 7 Juli 2025, sebanyak 109 Rukun Tetangga (RT) di seluruh Jakarta tergenang banjir, meningkat signifikan dari 67 RT yang dilaporkan sebelumnya pada dini hari. Tiga jalan utama juga tergenang, mengganggu lalu lintas. Wilayah yang paling parah terdampak meliputi:
    • Jakarta Timur: 47 RT, dengan ketinggian banjir mencapai hingga 2,7 meter di Cawang. Wilayah seperti Bidara Cina, Kampung Melayu, Bale Kambang, dan Cililitan terkena dampak berat.
    • Jakarta Selatan: 30 RT, termasuk Kelurahan Tanjung Barat, Pengadegan, Rawa Jati, Pejaten Timur, Kebon Baru, dan Manggarai, dengan ketinggian banjir serendah 40 cm di Tanjung Barat.
    • Jakarta Pusat: 17 RT.
    • Jakarta Barat: 15 RT, dengan beberapa jalan juga terdampak.
  • Evakuasi: Sekitar 850 warga telah dievakuasi akibat banjir jakarta, dengan 371 orang dilaporkan mencari tempat perlindungan sementara hingga Minggu, 6 Juli 2025. Di Jatipadang, Jakarta Selatan, sekitar 50 warga mengungsi ke masjid terdekat, sementara yang lain tetap berada di lantai dua rumah mereka untuk menjaga barang-barang.
  • Penyebab: Banjir dipicu oleh hujan deras yang dimulai pada Sabtu, 5 Juli 2025, ditambah dengan luapan sungai, terutama Kali Ciliwung. Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini banjir rob dari 4 hingga 13 Juli 2025, akibat pasang tinggi yang bertepatan dengan fase perigee dan bulan baru, meningkatkan ketinggian air di wilayah pesisir utara Jakarta.

Insiden Spesifik

  • Cawang, Jakarta Timur: Genangan air mencapai 2,7 meter, sangat memengaruhi aksesibilitas dan infrastruktur. Terowongan Cawang dilaporkan tergenang, mengganggu arus lalu lintas dari MT Haryono ke Cawang.
  • Kebon Pala, Kampung Melayu: Ketinggian banjir Jakarta mencapai 1,7 meter, menenggelamkan kawasan perumahan dan memaksa warga menyelamatkan barang-barang mereka.
  • Jatipadang, Jakarta Selatan: Tanggul yang jebol menyebabkan banjir hingga 1 meter, memicu evakuasi sementara dan perbaikan darurat menggunakan barikade karung pasir

Tinggalkan komentar