aduh, PT Gudang Garam Terancam Bangkrut

Author name

27 Juni 2025

Kediri, 27 Juni 2025PT Gudang Garam Tbk (GGRM), salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, menghadapi tekanan finansial yang mengkhawatirkan. Profil PT Gudang Garam Tbk sebagai raksasa industri tembakau kini tercoreng oleh penurunan performa saham di pasar saham, anjloknya laba bersih, dan penghentian pembelian tembakau di Temanggung. Maraknya rokok ilegal tanpa cukai dan kenaikan tarif cukai menjadi pemicu utama ancaman kebangkrutan, mengguncang warisan pendiri Gudang Garam, Surya Wonowidjojo, dan kepemimpinan Susilo Wonowidjojo.

Krisis Keuangan dan Performa Saham Gudang Garam

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2024, pendapatan PT Gudang Garam Tbk turun 11,65% menjadi Rp 26,26 triliun dari Rp 29,73 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan anjlok 82% dari Rp 5,3 triliun pada 2023 menjadi Rp 981 miliar pada 2024. Penurunan volume penjualan domestik sebesar 13,10% dan ekspor 1,63% memperparah kondisi keuangan perusahaan.

gudang garam tbk alami kebangkrutan

Performa saham Gudang Garam di pasar saham juga menunjukkan tren negatif. Harga saham GGRM merosot drastis dari Rp 90.000 per lembar pada puncaknya menjadi Rp 9.600 pada 2024, mencerminkan menurunnya kepercayaan investor terhadap prospek industri rokok. “Kinerja saham Gudang Garam yang lesu menunjukkan tekanan dari regulasi ketat dan persaingan dengan rokok ilegal,” ujar Analis Pasar Modal dari Universitas Airlangga, Dr. Budi Santoso.

Maraknya Rokok Ilegal Menggerus Pasar

Rokok ilegal tanpa cukai, yang dijual dengan harga sekitar Rp 14.000 per bungkus, menjadi ancaman besar bagi produk unggulan Gudang Garam seperti Surya dan GG International, yang harganya mencapai Rp 30.000 per bungkus akibat beban cukai. Data Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY mencatat peningkatan pangsa pasar rokok ilegal dari 4,5% pada 2023 menjadi 6,9% pada 2025, dengan penyitaan 61 juta batang rokok ilegal dalam lima bulan pertama tahun ini.

“Rokok ilegal merusak industri tembakau legal. Konsumen beralih ke produk murah, terutama di kalangan menengah ke bawah,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Rokok Indonesia (AIRI), Hadi Wijaya. Kerugian negara akibat rokok ilegal diperkirakan mencapai Rp 100 triliun per tahun, mengurangi kontribusi cukai rokok yang menyumbang 7,8% dari APBN.

Beban Cukai dan Regulasi Ketat

Kenaikan cukai rokok, termasuk kenaikan 14% untuk sigaret kretek mesin pada 2021, meningkatkan biaya produksi PT Gudang Garam Tbk, menekan margin keuntungan. Regulasi seperti Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024, yang menetapkan batas usia pembelian rokok 21 tahun dan larangan penjualan dekat fasilitas pendidikan, semakin membatasi pasar industri tembakau. Penghentian pembelian tembakau di Temanggung untuk musim panen 2025, tahun kedua berturut-turut, mencerminkan penumpukan stok akibat penurunan penjualan rokok.

Profil Pendiri dan Pemilik Gudang Garam

PT Gudang Garam Tbk didirikan pada 1958 oleh Surya Wonowidjojo di Kediri, Jawa Timur. Berkat visinya, perusahaan ini berkembang menjadi salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia, dengan merek ikonik seperti Surya dan Gudang Garam International. Saat ini, kepemimpinan dipegang oleh Susilo Wonowidjojo, putra Surya, yang menjabat sebagai Presiden Direktur. Namun, krisis keuangan telah menggerus kekayaan keluarga Wonowidjojo, dengan Forbes melaporkan penurunan signifikan nilai aset Susilo sejak 2019.

Upaya Bertahan di Tengah Krisis

Untuk menghadapi tantangan, PT Gudang Garam Tbk menaikkan harga jual produk pada 2021 dan 2022 serta mendiversifikasi bisnis ke sektor non-tembakau, seperti pengelolaan Bandara Dhoho di Kediri dan jalan tol Kediri-Tulungagung. Namun, upaya memasuki pasar rokok elektrik belum membuahkan hasil signifikan. “Gudang Garam perlu berinovasi dengan produk rendah nikotin dan mendorong pemerintah memperketat pengawasan rokok ilegal,” saran Dr. Anita Sari, pengamat ekonomi.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Krisis ini mengancam 28.337 karyawan Gudang Garam dan ratusan ribu pedagang eceran yang bergantung pada produk perusahaan. Petani tembakau di Temanggung juga terdampak, dengan produksi tembakau turun dari 12.691 ton pada 2021 menjadi 9.685 ton pada 2023. Pemerintah didesak memperkuat penegakan hukum terhadap rokok ilegal dan mengevaluasi kebijakan cukai untuk menyelamatkan industri tembakau legal.

Tantangan Masa Depan

Tanpa intervensi kuat dari pemerintah dan inovasi produk yang kompetitif, PT Gudang Garam Tbk berisiko kehilangan posisinya sebagai pemimpin pasar rokok kretek. Warisan Surya Wonowidjojo dan kepemimpinan Susilo Wonowidjojo kini diuji untuk menyelamatkan perusahaan dari ancaman kebangkrutan dan memastikan keberlanjutan industri tembakau Indonesia.

Tinggalkan komentar