Konflik Israel-Iran Memanas, Serangan Rudal dan Drone Hujani Tel Aviv 15 Juni

Author name

15 Juni 2025

Teheran/Tel Aviv, 15 Juni 2025 – Konflik Israel-Iran mencapai puncak baru setelah serangan rudal dan drone besar-besaran dari Iran menghantam kota-kota besar Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, pada Minggu pagi (15/6/2025). Serangan ini merupakan respons atas operasi militer Israel bertajuk “Rising Lion” yang menargetkan fasilitas energi strategis Iran, termasuk ladang gas South Pars, pada Jumat (13/6/2025).

Rudal Balasan Hantam Tel Aviv jadi Lanjutan Konflik Israel-Iran

Iran melancarkan serangan balasan selama dua hari berturut-turut, dimulai pada Sabtu (14/6/2025) dan berlanjut pada Minggu pagi. Menurut Kementerian Pertahanan Iran, serangan tersebut menggunakan kombinasi rudal balistik dan drone yang menargetkan pangkalan militer dan infrastruktur strategis Israel. Di sisi lain, Israel melaporkan bahwa sistem pertahanan udaranya, Iron Dome, berhasil mencegat sebagian besar rudal, namun beberapa di antaranya menghantam wilayah padat penduduk, termasuk Rishon Lezion, Beit Yam, dan Tel Aviv.

Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan bahwa serangan hari kedua telah menyebabkan tiga orang tewas dan 120 lainnya cedera, dengan banyak warga masih terperangkap di bawah reruntuhan. Sementara itu, Iran melaporkan tiga korban jiwa akibat serangan Israel ke Teheran dan fasilitas energinya. Info terpercaya ini kami kutip dari Detik

Sejak Dini Hari Tel Aviv dan Teheran Bergejolak

Serangan terbaru konflik Israel-Iran dimulai sekitar pukul 01:00 WIB pada Minggu (15/6/2025), dengan sirene serangan udara berbunyi di seluruh Israel, terutama di Tel Aviv, Gush Dan, dan wilayah tengah. Ledakan besar dan kepulan asap terlihat di langit Tel Aviv, sementara di Iran, serangan Israel sebelumnya menghantam ladang gas South Pars di Teluk Persia dan beberapa fasilitas militer di Teheran pada Jumat malam.

Netanyahu vs Rezim Iran

Konflik Israel-Iran ini melibatkan dua kekuatan utama di Timur Tengah: Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat, dan Iran, yang memiliki aliansi dengan kelompok-kelompok seperti Hizbullah di Lebanon. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan resminya pada Sabtu malam, menyebut serangan Israel sebagai upaya untuk “mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir” dan meminta rakyat Iran untuk “bangkit melawan rezim mereka.”

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengecam serangan Israel sebagai “pelanggaran kedaulatan” dan menegaskan bahwa program nuklir Iran hanya untuk “tujuan sipil.” Ia juga memperingatkan bahwa Iran akan “membalas setiap agresi dengan kekuatan penuh.”

Militer AS turut terlibat dengan membantu Israel menembak jatuh rudal-rudal Iran, sementara Inggris dilaporkan mulai mengerahkan aset militer ke kawasan tersebut untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Nuklir dan Ladang Gas South Pars Jadi Sasaran

Konflik Israel-iran ini dipicu oleh serangan Israel ke fasilitas nuklir dan militer Iran pada Jumat (13/6/2025), yang diyakini sebagai respons terhadap laporan intelijen tentang kemajuan program nuklir Iran. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelumnya melaporkan bahwa Iran melanggar Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), meskipun Teheran membantah tuduhan tersebut. Serangan Israel ke ladang gas South Pars juga menyebabkan pembatalan pembicaraan nuklir antara Iran dan AS, memperburuk ketegangan diplomatik.

Selain itu, laporan dari media Iran menyebutkan bahwa Teheran telah memperoleh dokumen sensitif dari Mossad terkait program nuklir Israel di Dimona, yang mungkin memicu serangan preventif dari Israel.

Baca Juga: Pertemuan Prabowo-Macron Tiba-tiba Bahas Israel, Ini Penyebabnya! – Indtopten

Krisis Kemanusiaan dan Ekonomi Akibat Konflik

Eskalasi konflik Israel-Iran ini telah menimbulkan kepanikan di kedua negara. Di Israel, warga diminta berlindung di bunker, dan penerbangan komersial ke Tel Aviv dibatalkan. Di Iran, kerusakan pada ladang gas South Pars mengancam pasokan energi domestik dan ekspor, yang dapat memperburuk krisis ekonomi. Secara global, harga minyak melonjak akibat kekhawatiran gangguan pasokan dari Timur Tengah.

Pakar keamanan regional, Dr. Ahmad Rezaei dari Universitas Teheran, memperingatkan, “Konflik ini berpotensi menyeret kekuatan besar seperti AS dan Rusia ke dalam perang regional yang lebih luas jika tidak segera diredam.” Sementara itu, analis militer Israel, Yossi Melman, menyatakan, “Serangan Iran menunjukkan bahwa mereka memiliki kapasitas untuk menembus pertahanan udara Israel, yang merupakan peringatan serius bagi Tel Aviv.”

Ancaman Perang Regional Konflik yang Meluas

Komunitas internasional mendesak kedua pihak untuk menahan diri. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyerukan “gencatan senjata segera” untuk mencegah perang yang lebih besar. Namun, baik Israel maupun Iran menunjukkan tanda-tanda akan melanjutkan operasi militer mereka. Militer Iran dikabarkan sedang mempersiapkan gelombang serangan ketiga, sementara Israel berjanji untuk “menghancurkan infrastruktur militer Iran” jika serangan berlanjut.

Konflik Israel-Iran ini diperkirakan akan terus memanas dalam beberapa hari ke depan, dengan potensi dampak signifikan terhadap stabilitas regional dan ekonomi global. Pantau terus perkembangan terbaru melalui sumber berita terpercaya.

Tinggalkan komentar