Konflik India-Pakistan 2025, Ini Latar Belakang Penyebabnya!

Author name

1 Juni 2025

Indtopten, 1 Juni 2025 – Latar Belakang konflik India-pakistan. Insiden berdarah di Pahalgam, Kashmir, pada Mei 2025 menewaskan 28 warga sipil dan memanaskan kembali ketegangan antara India dan Pakistan, menurut laporan Kompas. Konflik ini berakar dari pembagian wilayah pada 1947. Konflik ini menarik perhatian dunia karena risiko eskalasi nuklir dan ancaman terhadap stabilitas regional. Netizen di platform X aktif membahas isu ini. Banyak yang membandingkan konflik ini dengan konflik Palestina-Israel dan sengketa Indonesia-Malaysia. Berikut analisis lengkapnya.

Konflik india pakistan

Latar Belakang Konflik India-Pakistan

Pemisahan India dan Pakistan pada 1947, akibat kebijakan kolonial Inggris, memicu konflik ini. Inggris membagi wilayah berdasarkan agama: India mayoritas Hindu, Pakistan mayoritas Muslim, seperti dijelaskan Al Jazeera. Kashmir, dengan mayoritas Muslim namun dipimpin Maharaja Hindu, menjadi pusat perselisihan. Aksesi Kashmir ke India memicu perang pertama pada 1947–1948. Garis Gencatan Senjata (Line of Control/LoC) terbentuk pada 1949.

Namun, ketegangan terus berlanjut. Perang pada 1965, 1971, 1999, serangan Pulwama 2019, dan pertempuran drone pada Mei 2025 menandai konflik ini, menurut ANTARA News. Penyebab utama adalah sengketa wilayah Kashmir, perbedaan agama, dan kepentingan strategis seperti sumber air Sungai Indus.

Perkembangan Konflik India-Pakistan

Pada 6–7 Mei 2025, pertempuran udara menggunakan drone terjadi di Kashmir, menurut The Washington Post. Pertempuran ini menandai babak baru konflik. AS memediasi gencatan senjata pada 10 Mei. Gencatan senjata ini meredakan ketegangan sementara. Namun, Pakistan tetap mempertahankan sikap tegas. Sikap ini meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.

Reaksi Netizen di X

Konflik ini memicu diskusi sengit di platform X. Diskusi ini mencerminkan polarisasi dan keprihatinan global. Beberapa unggahan menarik perhatian:

  • @dian_arifiya (14 Januari 2025): Menyoroti pembagian 1947 dan sengketa Kashmir sebagai pemicu utama. Unggahan ini meminta dialog damai. Namun, unggahan ini juga menyebutkan sulitnya penyelesaian karena nasionalisme kedua pihak.

  • @AlhayzaX (27 Mei 2025): Mengomentari insiden Pahalgam sebagai “provokasi India”. Unggahan ini menyerukan solidaritas dengan rakyat Kashmir. Unggahan ini memicu debat. Beberapa netizen India menuduh Pakistan mendukung teroris.

  • @GeoPulse (29 Mei 2025): Menganalisis eskalasi drone dan memperingatkan risiko perang nuklir. Unggahan ini mendesak mediasi internasional. Banyak netizen mendukung unggahan ini karena khawatir akan dampak global.

Diskusi di X menunjukkan sentimen beragam. Sebagian netizen menyalahkan India atas kebijakan di Kashmir, seperti pencabutan Artikel 370 pada 2019. Sebagian lain menuduh Pakistan mendukung kelompok militan. Namun, banyak netizen menyerukan perdamaian dan dialog. Seruan ini mencerminkan kelelahan terhadap konflik berkepanjangan.

Perbandingan dengan Konflik Palestina-Israel

Konflik Palestina-Israel memiliki kesamaan dengan konflik India-Pakistan. Kedua konflik berakar pada warisan kolonial dan sengketa wilayah. Konflik Palestina-Israel bermula setelah Deklarasi Balfour 1917 dan pembentukan Israel pada 1948, menurut BBC News Indonesia. Israel menguasai sebagian besar wilayah Palestina. Palestina menuntut kemerdekaan. Kedua konflik melibatkan perbedaan agama: Yahudi vs. Islam di Palestina-Israel, Hindu vs. Islam di India-Pakistan. Inggris juga berperan sebagai aktor kolonial di kedua konflik. Namun, terdapat perbedaan:

  • Skala Kekerasan: Konflik Palestina-Israel menyebabkan lebih dari 46.000 kematian di Gaza sejak Oktober 2023. Infrastruktur Gaza hancur, dan krisis kemanusiaan parah, menurut Al Jazeera. Konflik India-Pakistan lebih terkendali. Contohnya, insiden Pahalgam 2025 menewaskan 28 orang.

  • Status Wilayah: Palestina menghadapi pendudukan militer Israel. Kashmir terbagi antara India dan Pakistan melalui LoC. Palestina menuntut negara merdeka. Kashmir menjadi sengketa antara dua negara berdaulat.

  • Peran Internasional: Konflik Palestina-Israel melibatkan AS, Rusia, dan China. Solusi dua negara menjadi konsensus internasional. Konflik India-Pakistan lebih bersifat bilateral. India menolak mediasi pihak ketiga.

Perbandingan dengan Sengketa Indonesia-Malaysia

Sengketa Indonesia-Malaysia, seperti di Ambalat dan isu budaya, jauh lebih ringan, menurut Kompasiana. Sengketa Ambalat melibatkan klaim tumpang tindih atas zona ekonomi eksklusif di Laut Sulawesi. Isu budaya, seperti klaim atas tarian atau lagu, memicu ketegangan diplomatik. Perbandingan utama:


  • Intensitas: Konflik India-Pakistan dan Palestina-Israel melibatkan kekerasan bersenjata dan risiko perang besar. Sengketa Indonesia-Malaysia bersifat diplomatik. Penyelesaian dilakukan melalui ASEAN atau pengadilan internasional.



  • Akar Masalah: India-Pakistan dan Palestina-Israel berakar pada perpecahan kolonial dan identitas agama. Indonesia-Malaysia berfokus pada sumber daya, seperti minyak di Ambalat, dan identitas budaya.



  • Dampak Regional: India-Pakistan dan Palestina-Israel mengancam stabilitas global karena potensi nuklir dan keterlibatan aktor besar. Sengketa Indonesia-Malaysia terbatas pada hubungan bilateral. Sengketa ini tidak mengganggu stabilitas ASEAN secara signifikan.


Dampak dan Upaya Penyelesaian Konflik India-Pakistan

Rakyat Kashmir menderita paling parah dalam konflik India-Pakistan. Pengungsian dan kerusakan infrastruktur terjadi di wilayah seperti Srinagar, menurut SINDOnews. Konflik ini juga memicu ketegangan antaragama. Contohnya, risiko Islamofobia meningkat di India pasca-serangan Pahalgam. Indonesia mendukung solusi dua negara untuk Palestina-Israel. Indonesia juga berpotensi memediasi konflik India-Pakistan melalui OKI atau ASEAN, meskipun belum terlibat langsung.

Upaya penyelesaian India-Pakistan mencakup diplomasi bilateral, seperti Perjanjian Shimla 1972, menurut Radar Bojonegoro. Namun, India menolak mediasi pihak ketiga. Untuk Palestina-Israel, solusi dua negara tetap menjadi fokus. Indonesia-Malaysia mengandalkan dialog ASEAN dan hukum internasional.

Konflik India-Pakistan berakar pada pembagian 1947 dan sengketa Kashmir. Konflik ini memiliki kesamaan dengan Palestina-Israel dalam hal warisan kolonial dan perpecahan agama. Namun, konflik ini berbeda dalam skala dan dinamika internasional. Sengketa Indonesia-Malaysia jauh lebih terkendali dan bersifat diplomatik. Reaksi netizen di X menunjukkan keprihatinan global dan seruan untuk dialog damai. Dengan ketegangan India-Pakistan yang memanas pada 2025, dunia mengawasi langkah selanjutnya untuk mencegah eskalasi lebih besar.

Tinggalkan komentar