Jakarta, 31 Mei 2025 – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Istana Merdeka pada 28 Mei 2025. Dalam konferensi pers bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Prabowo tiba-tiba menyatakan Indonesia siap mengakui Israel jika Palestina diakui sebagai negara merdeka. Pernyataan ini mengalihkan fokus dari agenda utama kerja sama pertahanan dan ekonomi. Artikel ini mengulas penyebab munculnya topik Israel, sikap Macron terhadap konflik Israel-Palestina, dan dampak pernyataan tersebut.
Penyebab Munculnya Pembahasan Israel pada Peertemuan Prabowo-Macron
Macron datang ke Jakarta untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Ia ingin mendorong solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Pada pertemuan Prabowo-Macron, Presiden menyatakan kesiapan Indonesia mengakui Israel jika Palestina merdeka. Pernyataan ini sejalan dengan visi Macron. “Pidato Prabowo mendukung perdamaian,” kata Macron di Jakarta. Ia menyebut konferensi perdamaian di New York pada Juni 2025 akan membuat peta jalan untuk mengakhiri konflik.
Namun, pernyataan ini mengejutkan banyak pihak. Analis politik Dr. Andi Widjajanto dari Universitas Indonesia mengatakan Macron memanfaatkan pengaruh Indonesia di dunia Islam. “Prabowo menunjukkan fleksibilitas diplomatik, tetapi topik ini berisiko memicu reaksi domestik,” ujar Andi di Kompas TV.
Sikap Macron terhadap Konflik Israel-Palestina
Macron awalnya mendukung Israel setelah serangan Hamas pada Oktober 2023. Ia menyerukan koalisi internasional melawan Hamas. Namun, korban sipil di Gaza, yang kini mencapai lebih dari 54.000 jiwa menurut Kementerian Kesehatan Gaza, mengubah sikapnya. Ia mengkritik serangan militer Israel di Gaza dan Lebanon. Ia juga menentang ekspansi pemukiman di Tepi Barat.
Pada Oktober 2024, Macron meminta penghentian ekspor senjata ke Israel. “Kami ingin gencatan senjata segera di Gaza,” katanya dalam wawancara dengan France Inter. Pada Maret 2025, ia mengutuk serangan Israel di Beirut. Bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Macron menyebut serangan Israel ke sekolah dan rumah sakit di Gaza melanggar hukum internasional.
Langkah Macron untuk Perdamaian
Macron berusaha menyeimbangkan kritik terhadap Israel dengan hubungan bilateral. Pada 2024, ia menggelar konferensi bantuan untuk Lebanon di Paris, mengumpulkan $1 miliar. Ia juga menyelenggarakan konferensi perdamaian di New York bersama Arab Saudi. Namun, kerja sama perdagangan dan teknologi Prancis dengan Israel memicu tuduhan inkonsistensi.
Konteks Hubungan Indonesia-Israel
Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel. Sikap ini berdasarkan UUD 1945 yang menolak penjajahan. Pada era Soekarno, Indonesia menolak Israel di Asian Games 1962. Meski ada kontak terbatas pada masa Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia tetap mendukung Palestina. Laporan media Israel pada 2024 tentang perundingan rahasia dibantah Indonesia. “Pengakuan Israel hanya mungkin setelah Palestina merdeka,” kata Yusril Ihza Mahendra di CNN Indonesia.
Risiko Pernyataan Prabowo
Pernyataan Prabowo konsisten dengan kebijakan Indonesia. Namun, sentimen pro-Palestina di masyarakat membuatnya berisiko. Di platform X, beberapa memuji syarat Prabowo, tetapi banyak yang mengkritik waktunya. “Timing-nya salah di tengah krisis Gaza,” tulis aktivis HAM Haris Azhar di X.
Pertemuan Prabowo-Macron menunjukkan ambisi Prancis sebagai mediator global. Namun, Indonesia harus menjaga prinsip nasional di tengah diplomasi internasional. Konferensi New York akan menentukan apakah inisiatif Macron membawa kemajuan atau memperdalam ketegangan.